Celik Finansial (2)

Investment / 9 May 2011

Kalangan Sendiri

Celik Finansial (2)

Hot Triany Nadapdap Official Writer
3177

Yesus berfirman, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya…karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6: 19, 21)

Kita tahu apa yang kita layani dari cara kita menggunakan waktu dan uang. Barangkali indikator terbaik untuk tahu apa yang kita layani adalah kemana dan pada apa kita menginvestasikan waktu dan uang. Apa yang kita layani menentukan prioritas. Bila membuat orang lain terkesan itu sangat penting, kita akan rela menggunakan banyak uang untuk itu. Bila membangun Kerajaan Allah itu penting, kita rela memberi persepuluhan yang bahkan melampaui kemampuan kita. Kita bisa melihat petunjuknya dari hal yang dianggap penting melalui berapa banyak waktu yang kita luangkan untuknya.

Ironis sekali bila kita justru melayani hal-hal yang seharusnya melayani kita. Kita ketagihan mengejar “barang-barang” dan mengorbankan hubungan dengan Allah dan keluarga kita. Kita lebih mementingkan hal-hal yang tak berharga. Akibatnya, kita dibebani dengan iman yang lemah.

Terlalu banyak orang percaya yang seharusnya bisa menikmati kesetiaan dan hidup berkelimpahan dalam Allah, justru memudarkan penyembahan mereka dengan menempatkan Allah dalam sebuah kotak yang setiap Minggu dikunjungi dengan sekedar basa-basi, ditambah tetesan air mata untuk dilihat orang. Begitu hari Senin tiba, mammon dan gaji kembali menjadi landasan hidup yang meminta waktu, perhatian, dan uang. 

Kita tahu apa yang kita layani dari hal yang menyita perhatian kita.

Satu cara untuk menyadari apa yang menjadi pusat hidup Anda, tanyalah apa yang Anda cari saat bangun tidur di pagi hari. Apakah Anda ingin segera tahu berita olahraga di koran hari ini atau mencari hadirat Tuhan? Anda ingin mengisi perut atau mengisi jiwa?

Ini cuma masalah skala prioritas. Kita akan memberi perhatian penuh pada apa pun yang terasa sangat mendesak untuk kelangsungan hidup kita. Mungkin ini sebabnya mengapa kita akhirnya hidup hanya sekedarnya padahal seharusnya bisa hidup berkelimpahan dalam Tuhan.

Kita pasti akan tahu apa atau siapa yang kita layani dengan melihat apa yang menuntut uang, waktu, perhatian, dan gairah hidup yang kita anggap penting. Semua itu milik Tuhan. Kita harus menentukan pilihan apa dan siapa yang kita layani.

Cara kita mengelola uang menunjukkan siapa yang kita layani. Ini hal penting yang akan kita bahas terus-menerus. Uang tidak jahat dan sah-sah saja menikmati materi yang diberikan Tuhan. Hanya, kita tak boleh memujanya. Dalam Injil Matius, ketika Yesus memakai istilah “membenci”, itu adalah penekanan berlebihan dengan maksud tertentu. Yaitu, ketika kita melayani atau memusatkan diri pada sesuatu selain Tuhan, itu berarti kita membenci Tuhan. Sebaliknya, tidak disebutkan bahwa bila kita mengasihi Tuhan, dengan sendirinya kita membenci uang. Masalahnya bukan pada uang, tetapi apakah uang itu mengendalikan kita atau tidak – apakah kita mencintai uang atau tidak. Paulus berkata, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:10)

 

Mitra CBN,

Uang memang penting, namun bukan segalanya. Serahkan seluruh pengelolaan keuangan kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia yang akan berdaulat atas keuangan kita.

(artikel sambungan di Celik Finansial-3)

Sumber : Disadur dari: Buku Strategis for Financial Breakthrough (Eugene Strite)
Halaman :
1

Ikuti Kami